Halaman

Minggu, 11 Maret 2012

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya (Ki Hajar Dewantara : 1889 – 1959). Dalam Kamus Bahasa Indonesia, (1991:232) tentang Pengertian Pendidikan, yang berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Menurut Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan demikian, pendidikan seharusnya memberikan sebuah pengalaman yang membawa dampak perubahan positif baik lahir maupun batin melalui serangkaian kegiatan yang disesuaikan dengan tingkatan usia dengan mengedepankan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari siswa karena Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan konsep dan keterampilan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                peserta didik utuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi. Keterampilan proses IPA memilki peran penting dalam perkembangan sikap ilmiah, dan intelektual pesrta didik. Melalui keterampilan proses siswa dapat membiasakan diri bersikap dan bekerja secara ilmiah yang pada akhirnya akan terbiasa dapat memecahkan permasalahan secara ilmiah.
Belajar IPA mutlak harus dilakukan peserta didik sejak dini, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan, berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kerja ilmiah, bersikap ilmiah dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan, agar peserta didik dapat memilki kemampuan meneliti, memperoleh, mengelola, memanfaatkan informasi dan teknologi untuk bertahan hidup pada keadaanyang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Kenyataan dilapangan khususnya di SDN Sukapura III pada pembelajaran IPA kelas IV, proses pembelajaran belum maksimal sesuai dengan harapan kurikulum. Kondisi yang terjadi pada proses pembelajaran IPA antara lain :
1.      Konsentrasi siswa rendah
2.      Sebagian besar siswa tidak berani mengajukan pertanyaan,
3.      Hasil belajar siswa rendah
Kondisi tersebut terjadi akibat dari peran guru dalam pembelajaran masih bersifat konvensional, aktifitas pembelajaran masih didominasi baca, duduk, catat, hapal. Akibatnya hasil belajar sebagian peserta didik kelas IV dalam pembelajaran IPA belum dapat mendeskripsikan panca indera dan fungsinya sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan permasalahan diatas, saya mencoba menerapkan Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) / Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dikelas IV SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.

B.   Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ditemukan beberapa masalah, yaitu :
1.      Konsentrasi siswa rendah
2.      Sebagian besar siswa tidak berani mengajukan pertanyaan,
3.      Hasil belajar siswa rendah
C.   Batasan Masalah
Dengan teridentifikasi permasalahan tersebut di atas maka perbaikan pembelajaran akan kami fokuskan pada permasalahan yaitu hasil belajar siswa rendah
D.   Rumusan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka saya merumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimanakah penerapan Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) / Pembelajaran Berdasarkan Masalah dapat meningkatkan konsentrasi siswa pada mata pelajaran IPA dikelas IV SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang?
2.    Apakah penerapan Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) / Pembelajaran Berdasarkan Masalah dapat meningkatkan siswa untuk berani bertanya pada mata pelajaran IPA dikelas IV SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang?
3.    Apakah penerapan Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) / Pembelajaran Berdasarkan Masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dikelas IV SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang?
E.   Tujuan dan Manfaat
1.    Tujuan
a.    Meningkatkan kemampuan guru merencanakan pembelajaran penerapan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan kemampuan siswa mendeskripsikan struktur panca indera dengan fungsinya.
b.    Meningkatkan kemampuan siswa mendeskripsikan struktur panca indera dengan fungsinya melalui penetapan pendekatan keterampilan proses.
c.    Meningkatkan kemampuan siswa mendeskripsikan struktur panca indera dengan fungsinya melalui penerapan pendekatan keterampilan proses.
F.    Manfaat Penelitian Pembelajaran
1.    Bagi Guru
a.    Manfaat penelitian ini bagi guru adalah menambah wawasan berpikir dan bertindak dalam mengatasi kesulitan menanamkan pemahaman, pengertian dan sikap terhadap siswa yang menemukan kesulitan dalam belajar
b.    Memperbaiki kinerja yang dianggap kurang optimal
c.    Merfleksi diri dalam peningkatan kinerja atas kelebihan dan kekurangan dalam pengelolaan pembelajaran
2.    Bagi Siswa
a.    Manfaat penelitian ini bagi siswa menambah wawasan berpikir, untuk meningkatkan kemampuan.
b.    Meningkatkan pola kerja sama, berkomunikasi secara ilmiah, meningkatkan kreativitas berfikir.
c.    Terbiasa menemukan pemecahan masalah secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
3.    Bagi Sekolah
Manfaat bagi lembaga adalah sekolah dasar selain sebagai lembaga pendidikan juga merupakan lembaga penelitian yang senantiasa terus menerus melakukan inovasi/mengadakan perubahan kearah yang lebih dari hasil penelitian.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.   Hasil Belajar
Hasil belajar adalah adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya (Sudjana, 1990:22). Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :
1.    Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2.    Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah Suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.
B.   Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction)
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) menurut Jhon Dewey (dalam Sudjana 2001:19) adalah Interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dengan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah sedangkan sistem saraf dan otak berfungsi menafsirkan bantuan itu dengan efektif sehingga yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahan masalahnya dengan baik.
Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Arends et al., 2001). Dalam pemerolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah.
Peranan guru sebagai pembimbing dan negosiator. Peran-peran tersebut dapat ditampilkan secara lisan selama proses pendefinisian dan pengklarifikasian masalah.
Sarana pendukung model pembelajaran ini adalah lembaran kerja siswa, bahan ajar, panduan bahan ajar untuk siswa dan untuk guru, artikel, jurnal, kliping, peralatan demonstrasi atau eksperimen yang sesuai, model analogi, meja dan kursi yang mudah dimobilisasi atau ruangan kelas yang sudah ditata untuk itu.
Kelebihan:
a.    Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
b.    Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
c.    Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
a.    Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
b.    Membutuhkan banyak waktu dan dana.
c.    Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
Adapun langkah-langkah dalam Model Problem Based Introduction (PBI) adalah sebagai berikut :
a.    Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pmecahan masalah yang dipilih
b.    Guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll)
c.    Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah
d.    Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai dengan laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
e.    Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap pendidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

C.   Kerangka Berfikir
Hasil belajar adalah Suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar bisa meningkat apabila menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem based instruction).
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem based instruction) adalah model pembelajaran yang memfokuskan proses/kegiatan pembelajaran berdasarkan pengalaman langsung dengan masalah melalui keterlibatan siswa.
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut diatas, diduga Model Pembelajaran berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.
D.   Hipotesis Tindakan
Proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA dikelas IV apabila menggunakan model Pembelajaran berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Pbi) mendahulukan prinsip belajar aktif, menyenangkan dan akan menggali kemampuan siswa melalui pengalaman langsung dalam memecahkan permasalahan yang ada. Sehingga Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Pbi) akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV di SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.   Setting Penelitian
1.    Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2012, karena pada bulan tersebut sesuai dengan materi yang diteliti.
2.    Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta kabupaten Karawang.
B.   Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 28 orang siswa terdiri dari 13 orang siswa laki – laki dan 15 orang siswa perempuan. Data siswa yang diambil berupa tes hasil belajar, keaktifan siswa dan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.
C.   Sumber Data
Sumber data yang diambil adalah seluruh siswa kelas IV SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.
D.   Teknik dan alat pengumpulan data
1.    Teknik pengumpulan data
Teknik yang dilaksanakan dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara :
-       Tes
-       Observasi
2.    Alat pengumpulan data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu :
-       lembaran kerja siswa
-       bahan ajar
-       panduan bahan ajar untuk siswa dan untuk guru
-       artikel
-       kliping
-       peralatan demonstrasi atau eksperimen yang sesuai
E.   Validitas Data
1.    Untuk memperoleh data dari hasil belajar siswa yang absah (valid) proses mpembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode penelitian, diskusi kelompok dan tanya jawab dengan menitik beratkan pada kreatifitas siswa dalam pemecahan sebuah masalah.
2.    Untuk memperoleh data yang valid diperlukan adanya instrument test yang memuat soal untuk mengukur penguasaan siswa dalam mendeskripsikan struktur panca indera dengan fungsinya.
F.    Analisis Data
1.    Hasil belajar siswa dianalisa dengan analisa Deskriptif Komperatif yaitu dengan membandingkan nilai test antar siklus dengan indikator kinerja.
2.    Hasil observasi dianalisa dengan analisis Deskriptif.
G.   Indikator Kinerja
Dalam penelitian ini indikator kinerja berupa nilai rata - rata naik dari 60,25 menjadi 70,00.
H.   Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan melalui tiga siklus secara berkelanjutan. Setiap siklus dilakukan perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan evaluasi untuk mengetahui efektifitas tindakan. 

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_fis_0601642_chapter2.pdf diunduh pada tanggal 28 pebruari 2012 jm 11:15


Tidak ada komentar:

Posting Komentar